Mengurus visa ke Jepang adalah pengalaman
pertama untuk berurusan dengan visa. Sebelumnya ke Malaysia, aku gak perlu
mengurus visa, karena Malaysia cukup bebas visa selama beberapa hari untuk
warga Indonesia. Awalnya aku sempat galau dan takut, bagaiamana nanti kalau
visa ku ditolak, bagaimana kalau prosesnya menyebalkan, bagaimana kalau aku
gagal ke Jepang?
Untuk mengatasinya, aku jauh –
jauh hari tanya teman – teman aku yang sudah pernah mendaftar visa, membaca
cerita orang lain di google, dan tanya langsung ke konjen Jepang di Surabaya
melalui telepon. Hasilnya malah campur aduk, deg – deg an banget, tapi sejauh
itu setidaknya bisa mengurangi equivocality
ku tentang proses pendaftaran visa Jepang.
Tujuan ku ke Jepang untuk pertama
kali ini adalah untuk mengikuti International
Academic Conference on Social Science (IACSS) yang diselenggarakan oleh Higher Education Forum. Dalam konferensi
ini aku akan mempresentasikan paper penelitianku tentang RADIO ROCS. Sebenarnya sudah
jelas sih tujuanku ke Jepang, untuk kegiataan konferensi yang masuk dalam Visa
Bisnis. Sayangnya konferensi dari Higher
Education Forum tidak memberikan Letter of Invitation, dan mereka hanya
memberikan Letter of Acceptance. Aku-
pun sudah memaksa panitia untuk memberikan Letter
of Invitation, tetapi si panitia tetap tidak mau. So, aku harus memilih
visa wisata, which is harus memakai
rekening koran atau bukti memiliki tabungan minimal lima belas juta rupiah.
Dari berbagai macam visa, visa wisata emang paling gak ribet tapi harus ada bukti punya tabungan minimal lima bela juta. Buktinya simpel banget kok, cuman nunjukin rekening tabungan atau rekening koran yang tertera nominal minimal lima belas juta rupiah. Kalau misal kamu gak punya uang segitu banyak,bisa kok pinjam, teman aku dulu pinjam orang tua nya sejumlah lima belas juta rupiah dan langsung di transfer jarak satu hari, pokoknya yang penting ada nominal segitu di buku tabunganmu atau buku tabungan penjamin kehidupan kamu disana (misalnya: orang tua).
Dari berbagai macam visa, visa wisata emang paling gak ribet tapi harus ada bukti punya tabungan minimal lima bela juta. Buktinya simpel banget kok, cuman nunjukin rekening tabungan atau rekening koran yang tertera nominal minimal lima belas juta rupiah. Kalau misal kamu gak punya uang segitu banyak,bisa kok pinjam, teman aku dulu pinjam orang tua nya sejumlah lima belas juta rupiah dan langsung di transfer jarak satu hari, pokoknya yang penting ada nominal segitu di buku tabunganmu atau buku tabungan penjamin kehidupan kamu disana (misalnya: orang tua).
Untuk apa saja kelengkapan
mengurus visa, sudah sangat jelas tertera di website http://www.id.emb-japan.go.jp/visa.html
, jadi tinggal mengikuti arahan website saja. Tapi disini aku lebih banyak mau
cerita soal mengurus visa untuk konferensi higher
education forum. Well, seperti yang sudah ku jelaskan tadi, aku memakai
visa wisata dengan biaya sendiri (single entry) , tetapi karena aku juga
melakukan konferensi disini, jadi aku harus melampirkan Letter of Acceptance yang sudah diberikan oleh panitia. Berkas –
berkas yang aku gunakakan, seperti
1. Paspor
asli
2. Formulir
visa di isi lengkap yang bisa di unduh di website http://www.id.emb-japan.go.jp/visa.html
, boleh di tulis tangan atau di ketik, aku sarankan di tulis tangan saja
3. Surat
keterangan mengurus visa dari kemahasiswaan fakultas
4. Foto
copy KTM (tidak boleh di potong, jadi biarkan berada di selembar kertas A4)
5. Foto
copy KTP (tidak boleh di potong, jadi biarkan berada di selembar kertas A4)
6. Foto
copy Kartu Keluarga (Ini karena aku menggunakan rekening tabungan ibu. KK
sebagai bukti hubungan penanggung biaya dengan si pemohon, ukuran harus A4)
7. Foto
satu lembar (ukuran sesuai dengan peraturan tertera di website)
8. Letter
of Acceptance (ukuran harus A4)
9. Rekening
koran yang di stempel oleh Bank / fotocopy rekening tabungan 3 bulan terakhir
10. Jadwal
kegiatan disana (Kamu bisa bikin secara random, jadi gak perlu pusing – pusing,
yang penting jelas kamu hari ini dan selanjutnya mau kemana)
*Kalau mau
contoh dari perjalananku seminggu di jepang, feel free untuk komentar disini.
11. Bukti
book penginapan (Aku dulu pesan hotel
di booking.com , gak perlu
mengeluarkan uang, karena bayar hotelnya langsung di hari H, walaupun pada
akhirnya aku gak pakai hotel)
Well, datang
kesana sebelum jam 12.00 ya dan jangan lupa bawa KTP, kamu akan mengambil nomor
urut masuk, dan ketika saat dipanggil kamu diberikan kertas semacam bukti tanda
terima yang nanti kamu bawa sewaktu mengambil paspor. Jangan panik, karena
petugasnya walaupun tegas tapi baik, kalau berkas mu kurang kamu bisa melengkapinya
dikemudian hari. Itu sebabnya datanglah pagi hari, kalau berkas kurang kamu
bisa segera melengkapinya di hari itu. Karena setelah jam 12.00 loket
permohonan visa akan tutup, dan berganti ke loket pengambilan visa jam 13.00
Untuk
mengambil visa juga sangat mudah, kamu cuman ambil nomor antrian dan menunggu
di panggil. Eits!! Jangan lupa bawa bukti tanda pengambilan. Pengambilan paspor
ini hanya dilayani jam 13.00 – 15.00 , so far sewaktu aku melakukan permohonan
visa ke Jepang untuk konferensi higher
education forum ini, aku tidak perlu mengeluarkan biaya apapun, karena
untuk pelajar visa ke jepang gratis, dan tidak ada sesi wawancara. Intinya
semua berkas harus lengkap dan dapat dipercaya ya. Buat kamu yang mau mencoba
melakukan permohonan visa menggunakan calo atau pihak ketiga, lebih baik kalau
memang bisa melakukan sendiri, lakukanlah sendiri, karena prosesnya sungguh
mudah. Biar aman, kamu bisa telepon dahulu ke konjen Jepang bagian visa,
tentang apa saja yang diperlukan untuk dibawa sesuai dengan keperluanmu ke
Jepang. For more info, feel free buat tanya – tanya yaa, silahkan sematkan
komentar dibawah J
BEHIND MY FORMAL STORY :
BEHIND MY FORMAL STORY :
1. Aku dan dua teman ku sempat galau, permohonan visa dahulu atau membayar biaya konferensi 400USD. Karena takutnya, sudah bayar 400USD tapi visa kita gak lolos
2. Temanku lupa bawa paspor ke Konjen Jepang, akhirnya dia mengurus visa di esok harinya.
3. Karena terlalu khawatir, aku meminta surat keterangan sebagai lampiran permohonan visa untuk keberangkatan konferensiku yang ditanda tangani oleh dekan fakultas. Tapi ternyata tidak terpakai, karena surat keluar setelah aku mengajukan permohonan visa
4. Aku datang di Konjen Jepang Surabaya, sepuluh menit sebelum pelayanan permohonan visa di tutup.
5. Letak Konjen Jepang di Surabaya sangat sulit ditemukan, hampir tidak terlihat, lebih baik kamu melewati jalan kayoon, dari pada dari arah Jalan Kertajaya
6. Permohonan visa dan pengambilan bisa diwakilkan, aku sewaktu itu membantu temanku untuk melakukan permohonan visa, karena saat itu teman ku sedang kelas.
7. sebaiknya permohonan visa dilakukan satu bulan sebelum keberangkatan, jangan terlalu lama, karena visa hanya bertahan tiga bulan-an
8. Gak perlu pakai map (bukan peta loh ya )untuk melakukan permohonan visa, cukup urutkan berkas sesuai nomor berkas yang terlampir di website
ka nabilah makasih banyak buat infonya. ka aku jg pertengahan november mau ada konferensi gitu ke jepang. ka boleh share jadwal kegiatan yang kaka buat untuk pengajuan visa ka :)
ReplyDeleteemail yaa
DeleteHalo kak, aku juga akan ikut konferensi bulan depan di Jepang tapi dengan visa wisata. Tp aku masih bingung sama pengisian form aplikasinya dan itinerarynya. Kalau ga keberatan boleh liat form dan itinerary Kaka ga? Terimakasih sebelumnya:)
ReplyDelete